Bukanlah cinta
yang membuat hidup ini lebih indah, tapi proses dalam menjalani cintalah yang
membuat dunia ini penuh warna.
Cinta
? dalam benakku cinta itu hanya perasaan tajam yang apabila mengenai hati akan
menimbulkan luka. Aku benci merasakan cinta yang hanya datang dengan sejuta
harapan tanpa didampingi kepastian. Harapan yang dapat membuatku melayang dan
suatu waktu dapat menjatuhkanku tanpa memperdulikan rasa sakit yang
ditimbulkannya. Tapi entah mengapa setiap cinta itu datang, aku tak bisa
menolaknya. Hanya membiarkan cinta itu mengalir apa adanya dalam benakku. Tak
peduli sebesar apa aku merasakan kekecewaan nantinya, tak peduli apa akhir dari
kisah cintaku kali ini.
Dan
aku sangat tidak menyukai ketika cinta itu sulit untuk berganti jadi perasaan
yang lain. Seperti lagu salah satu grup Indonesia yang liriknya “cinta tak
mudah berganti, tak mudah berganti jadi benci, walau kini aku harus pergi, tuk
sembuhkan hati”. Harus selalu mengalah untuk cinta. Kata-kata itu yang aku
benci tapi selalu terngiang dalam pikiranku. Biarkan cinta bahagia dengan yang
lain, sementara aku ? apa aku harus selalu pasrah dan menerima begitu saja
cinta itu pergi ? harus melihat cinta itu bahagia dengan yang lain diatas
penderitaan ini? Dan selalu mendengar orang berkata “kamu pasti mendapatkan
yang lebih baik dariku, yang lebih bisa memahamimu, yang lebih bisa membuatmu
nyaman ada didekatmu” ! padahal itu
hanya kata-kata mutiara saat cinta itu akan pergi dari pelukan kita. Kata-kata
indah yang artinya menusuk tajam.
Cinta
macam apa yang hanya menimbulkan luka bagi yang merasakannya? Banyak orang
mengatakan bahwa cinta itu indah, cinta itu anugerah, dan cinta itu sesuatu
yang tak dapat dipungkiri. Aku akui, semua pernyataan itu adalah benar dan tak
ada yang salah jika mereka berbicara seperti itu karena cinta itu memang indah.
Selalu terbelit dalam urusan cinta, ada mendua, ada dimadu, diselingkuhi, dan
lainnya dengan berbagai alasan. Dan anehnya lagi, rata-rata orang yang putus
dengan pasangannya, mereka akan berubah sikap 180 derajat. Seperti orang yang
tak mengenal satu dengan lainnya. Seperti tak ada yang terjadi diantara mereka,
tak seindah saat berdua, tak semesra dulu. Yang ada hanyalah kenangan,
kenangan-kenangan indah bersamanya dan mungkin tak akan pernah bisa terulang
lagi.
Itulah
cinta. Cinta itu abstrak, tak mudah ditebak, tak bisa memilih, dan datang
dengan sendirinya. Selalu ikhlas menerima apapun yang terjadi. Sangat sulit
merubah perasaan di hati ini, aku hanya ingin bersahabat dengannya tapi malah
terlanjur cinta. Aku cinta padannya tapi dia cinta pada yang lain (cinta
segitiga). Inilah kehidupan cinta, aku ingin cintaku padanya mengalir seperti
air di sungai yang tenang. Bagaimanapun bentuk alirannya air bisa masuk dalam
aliran itu, bagaimanapun kondisi cinta itu aku akan tetap setia. Cinta, tapi
jangan terlalu berharap dan tidak terlalu acuh. Sekali cinta itu pergi maka
selamanya dia akan pergi.
Allah azza wa jalla berfirman : “orang-orang
yang saling mencintai karena Aku, mereka mendapat cahaya ilahi yang dirindukan
oleh para Nabi dan Syuhada”. (HR. Tirmidzi)
Maka
dari itu, cintailah pasanganmu dengan apa adanya dia, tanpa harus melihat
kondisi fisiknya. Dasarilah cinta ini atas nama Allah, dan buktikanlah bahwa
cinta kita padanya hanyalah untuk-Nya. Allah pasti menunjukan jalan yang
terbaik untuk kita, meskipun awalnya cinta itu memang sering menyakitkan dan
membuatku kecewa tapi kini aku bisa bahagia dengan cinta yang kumiliki untuknya
dan karena-Mu.
0 komentar:
Posting Komentar